Terkurung dalam lingkar ruang dan waktu
Terhimpit-tertahan oleh lingkaranku sendiri
Hanya berharap, fajar ‘kan melepaskan tirai gelap ini
Seperti dia melahap dengan buasnya gelap
Atau mengharap rembulan menyanyikan lagu malam
Dan aku, adalah bintang yang dengan setia mendengarkan
Aku menunggu, terus menunggu
Kapan fajar akan datang ?
Kapan rembulan ‘kan bernyanyi ?
Label
Aku
(8)
Berita
(56)
Download Suara Panggil dan Inap Walet Lenkap
(3)
Gudang Download
(4)
Gundah
(6)
Magie
(1)
Opiniku
(4)
Sayap Hitam
(1)
Tampilkan postingan dengan label Aku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aku. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 19 Maret 2011
Aku lelah. Sungguh aku lelah
Aku sering disebut malas. Tapi, ku benar-benar lelah
Mungkin bisa disebut dengan kebosanan. Kebosanan akan nasib yang kubuat sendiri, terlebih kebosanan akan diriku sendiri
Dan…
Kucoba hilangkan semuanya dengan memetik gitar yang sama sekali tak kuketahui nada-nya. Namun, semakin lama kumainkan, nada-nada sumbang itu semakin membuatku bosan.
Kucoba hilangkan semuanya dengan tidur panjang; yang ‘katanya’ mengurangi sejarah hidup, yakni hidupku sendiri. Tapi aku pasti terbangun, dan kelelahan serta kebosanan itu kembali datang.
Inilah hidupku dan kucoba tetap menikmatinya.
Aku sering disebut malas. Tapi, ku benar-benar lelah
Mungkin bisa disebut dengan kebosanan. Kebosanan akan nasib yang kubuat sendiri, terlebih kebosanan akan diriku sendiri
Dan…
Kucoba hilangkan semuanya dengan memetik gitar yang sama sekali tak kuketahui nada-nya. Namun, semakin lama kumainkan, nada-nada sumbang itu semakin membuatku bosan.
Kucoba hilangkan semuanya dengan tidur panjang; yang ‘katanya’ mengurangi sejarah hidup, yakni hidupku sendiri. Tapi aku pasti terbangun, dan kelelahan serta kebosanan itu kembali datang.
Inilah hidupku dan kucoba tetap menikmatinya.
Kamis, 27 Januari 2011
Down
Aku lelah. Sungguh aku lelah
Aku sering disebut malas. Tapi, ku benar-benar lelah
Mungkin bisa disebut dengan kebosanan. Kebosanan akan nasib yang kubuat sendiri, terlebih kebosanan akan diriku sendiri
Dan…
Kucoba hilangkan semuanya dengan memetik gitar yang sama sekali tak kuketahui nada-nya. Namun, semakin lama kumainkan, nada-nada sumbang itu semakin membuatku bosan.
Kucoba hilangkan semuanya dengan tidur panjang; yang ‘katanya’ mengurangi sejarah hidup, yakni hidupku sendiri. Tapi aku pasti terbangun, dan kelelahan serta kebosanan itu kembali datang.
Inilah hidupku dan kucoba tetap menikmatinya.
Aku sering disebut malas. Tapi, ku benar-benar lelah
Mungkin bisa disebut dengan kebosanan. Kebosanan akan nasib yang kubuat sendiri, terlebih kebosanan akan diriku sendiri
Dan…
Kucoba hilangkan semuanya dengan memetik gitar yang sama sekali tak kuketahui nada-nya. Namun, semakin lama kumainkan, nada-nada sumbang itu semakin membuatku bosan.
Kucoba hilangkan semuanya dengan tidur panjang; yang ‘katanya’ mengurangi sejarah hidup, yakni hidupku sendiri. Tapi aku pasti terbangun, dan kelelahan serta kebosanan itu kembali datang.
Inilah hidupku dan kucoba tetap menikmatinya.
Jumat, 10 Desember 2010
Opini Mereka
Aku dan diriku
Kamu dan dirimu
Hanyalah kumpulan darah, daging dan tulang lalu diiktan dengan ruhMereka kira kami butuh perhatian
-Padahal semua teman dan keluarga selalu memperhatikan
Mereka bilang kami kurang kasih sayang
-Orangtua dan teman kami sudah memberikannya lebih dari yang kami butuhkan
Mereka anggap kami mengalami gangguan mental
-Kami masih tetap berfikir dan bisa mengerti
Penilaian orang yang menganggap dirinya ‘bersih’ itu salah
Tak ada yang tahu apa yang difirkan oleh kami, kecuali kami sendiri
Psikolog hanyalah orang ‘bersih’ yang menganggap dirinya benar; dan kami salah
Kami hanyalah bagian kecil dari kelompok pemuda
Kelompok yang memilih untuk mencari kedamaian dan rasa nyaman dengan caranya sendiri
Suatu cara yang mereka anggap salah, hanya karena teori-teori konyol dari orang-orang jenius yang ‘bersih’
Semakin kalian menilai kami salah, kami semakin terpojok dan semakin berusaha bertahan
Sabtu, 04 Desember 2010
Bertanya pada Tuhan
Malam itu, ketika bulan yang suci hampir penuh dibilangan ganjil....
Ketika hari Fitri sudah dekat. Hari dimana sebagian kecil manusia menyebarkan harum semerbak dan lafaz Ilahi, dan sebagian besar anak cucu Adam lainnya mengikuti jejak Lucifer.
Ku berdiri di atas sebuah tebing yang tidak begitu curam namun dalam. Bintang – bintang dan bulan yang hampir penuh begitu indah, seperti sosok Jibril yang sedang melihat manusia dengan senyum-nya.
Namun keindahan dunia ciptaan Tuhan itu tak membuatku terlena. Kalbuku membeku, otakku pilu. Penglihatanku tak mempengaruhi hati dan pikiranku. Akan tetapi, ku teringat dengan sesosok wanita yang diciptakan Tuhan lebih indah dari taburan bintang – bintang dan cahaya rembulan.
Ya....., wanita itu. Andai saja dia disini, di tempat ini, dimana aku berdiri. Ah, kenapa aku terus membayangkannya ? padahal hatinya bukan untukku. Namun..., hati ku tetap untuk-nya.
Ini takdir Tuhan yang kurasa tak adil, meskipun semua orang berkata Tuhan itu Maha Adil. Memang aku merasa jauh dengan Tuhan, tetapi ku tetap percaya Tuhan selalu dekat....., entah sedekat apa.
Hatiku mulai kalut, melihat beberapa orang di sekelilingku yang begitu bahagianya menyaksikan keindahan itu. Sementara aku........., aku masih berdiri terpaku dengan sepucuk revolver digenggamanku..............
Lalu......, tekadku semakin kuat. Kumasukan selongsong senjata itu ke mulut hingga hampir menyentuh tenggorakn dan kutembakkan. Aku pun mulai merasakan sesuatu yang terjadi kemudian...............................................
Aku melihat tubuhku telah kaku. Ruh telah keluar dari jasadku, ditemani sang Jibril melewati tujuh lapis langit dan dimensinya aku pun diajaknya menemui Tuhan. Kepada-Nya langsung kutanyakan :
“Wahai Engkau yang menciptakan manusia berpasang – pasangan dan diantara mereka Engkau berikan cinta. Aku bertanya kepada-Mu, mengapa kepada diriku Kau berikan cinta kepadanya sedangkan dia kau berikan cinta kepada orang lain ? Adil kah ini ?
Mereka berdua begitu menikmati anugerah terindah yang Kau berikan kepada manusia yaitu cinta. Sementara aku, aku di dunia hanya memiliki pengharapan yang tak pernah berujung. Dan Kau biarkan aku melihat bagian dari cinta yang kumiliki begitu mengucilkanku.
Jodoh ? Ah......., masa bodoh dengan jodoh. Apakah jodoh itu datang begitu saja semudah membalikan telapak tangan tanpa ada rasa cinta terlebih dahulu yang tertanam ? atau itu kah yang Kau sebut dengan cobaan ?.”
Dengan suara yang menderu ke seluruh dimensi dan isinya, Tuhan pun berkata dengan singkat : “Aku lebih mengetahui dari apa yang kamu ketahui.”
Usia
Kuhitung mundur waktu
Kucoba temukan apa arti diriku
Kucoba memastikan jika aku masih tetap bernafas
Menanti saat itu tiba
Sebuah akhir dan awal waktu
Akhir dari kebohongan
Dan kuharap, bukan awal dari kemunafikan
Saat sekelilingku mengucapkan kata “selamat”
Aku sendiri, atau bahkan kalian tak memahami maknanya
Apakah kata itu berarti selamat atas kebohonganku ?
Ataukah selamat atas awal dari kemunafikan yang akan kuperbuat ?
Hmmm, tertawalah sesuka kalian…..
24
Kuhitung dengan perkiraan
5 tahun kuisi dengan tangis
10 tsahun kuisi dengan tidur
7 tahun kuisi dengan dosa
1 setengah tahun kuisi dengan tawa
Setengah tahun kuisi dengan doa
Betapa sedikitnya aku mengingat
Hitam dan Malam
Apakah malam selalu hitam ?
Apakah hitam berarti malam ?
Jiwaku sendiri menjawab :
“Hitam ada dalam diriku, bukan malam yang menyebabkan hitam atau hitam yang menyebabkan malam. Hitam bukan warna, hitam adalah sesuatu yang sama sekali tak berwarna meskipun terlihat. Malam bukan hitam, meskipun indra manusia melihatnya sebagai hitam. Hanya jiwaku, jiwamu dan jiwa kalian semua yang hitam…………., jangan salahkan malam !!!!. Lantas, apakah sama dunia malam dengan dunia hitam ? Hanya jiwa, pikiran dan hati kita yang menentukan………”
Apakah hitam berarti malam ?
Jiwaku sendiri menjawab :
“Hitam ada dalam diriku, bukan malam yang menyebabkan hitam atau hitam yang menyebabkan malam. Hitam bukan warna, hitam adalah sesuatu yang sama sekali tak berwarna meskipun terlihat. Malam bukan hitam, meskipun indra manusia melihatnya sebagai hitam. Hanya jiwaku, jiwamu dan jiwa kalian semua yang hitam…………., jangan salahkan malam !!!!. Lantas, apakah sama dunia malam dengan dunia hitam ? Hanya jiwa, pikiran dan hati kita yang menentukan………”
Langganan:
Komentar (Atom)