Sabtu, 04 Desember 2010

Bertanya pada Tuhan

Malam itu, ketika bulan yang suci hampir penuh dibilangan ganjil....
Ketika hari Fitri sudah dekat. Hari dimana sebagian kecil manusia menyebarkan harum semerbak dan lafaz Ilahi, dan sebagian besar anak cucu Adam lainnya mengikuti jejak Lucifer.
Ku berdiri di atas sebuah tebing yang tidak begitu curam namun dalam. Bintang – bintang dan bulan yang hampir penuh begitu indah, seperti sosok Jibril yang sedang melihat manusia dengan senyum-nya.
Namun keindahan dunia ciptaan Tuhan itu tak membuatku terlena. Kalbuku membeku, otakku pilu. Penglihatanku tak mempengaruhi hati dan pikiranku. Akan tetapi, ku teringat dengan sesosok wanita yang diciptakan Tuhan lebih indah dari taburan bintang – bintang dan cahaya rembulan.
Ya....., wanita itu. Andai saja dia disini, di tempat ini, dimana aku berdiri. Ah, kenapa aku terus membayangkannya ? padahal hatinya bukan untukku. Namun..., hati ku tetap untuk-nya.
Ini takdir Tuhan yang kurasa tak adil, meskipun semua orang berkata Tuhan itu Maha Adil. Memang aku merasa jauh dengan Tuhan, tetapi ku tetap percaya Tuhan selalu dekat....., entah sedekat apa.
Hatiku mulai kalut, melihat beberapa orang di sekelilingku yang begitu bahagianya menyaksikan keindahan itu. Sementara aku........., aku masih berdiri terpaku dengan sepucuk revolver digenggamanku..............
Lalu......, tekadku semakin kuat. Kumasukan selongsong senjata itu ke mulut hingga hampir menyentuh tenggorakn dan kutembakkan. Aku pun mulai merasakan sesuatu yang terjadi kemudian...............................................
Aku melihat tubuhku telah kaku. Ruh telah keluar dari jasadku, ditemani sang Jibril melewati tujuh lapis langit dan dimensinya aku pun diajaknya menemui Tuhan. Kepada-Nya langsung kutanyakan :
“Wahai Engkau yang menciptakan manusia berpasang – pasangan dan diantara mereka Engkau berikan cinta. Aku bertanya kepada-Mu, mengapa kepada diriku Kau berikan cinta kepadanya sedangkan dia kau berikan cinta kepada orang lain ? Adil kah ini ?
Mereka berdua begitu menikmati anugerah terindah yang Kau berikan kepada manusia yaitu cinta. Sementara aku, aku di dunia hanya memiliki pengharapan yang tak pernah berujung. Dan Kau biarkan aku melihat bagian dari cinta yang kumiliki begitu mengucilkanku.
Jodoh ? Ah......., masa bodoh dengan jodoh. Apakah jodoh itu datang begitu saja semudah membalikan telapak tangan tanpa ada rasa cinta terlebih dahulu yang tertanam ? atau itu kah yang Kau sebut dengan cobaan ?.”
Dengan suara yang menderu ke seluruh dimensi dan isinya, Tuhan pun berkata dengan singkat : “Aku lebih mengetahui dari apa yang kamu ketahui.”

Tidak ada komentar: