Dermaga Kuala
Pembuang terlihat sepi dari aktivitas bongkar muat sejak mulai tingginya
gelombang di Laut Jawa. Hal tersebut tentu saja akan berdampak pada
tersendatnya pasokan barang, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan sekunder
lainnya bagi masyarakat Kuala Pembuang.
Tidak bisa dipungkiri, jika kekurangan pasokan barang,
tentu akan berdampak pada kenaikkan harga. Pelaksana Harian (Plh) Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KKOP) Kuala Pembuang, Abdullah mengatakan
pihaknya sudah mengeluarkan larangan berlayar.
Sementara itu, lapal penumpang KM Bukit Patung pun juga
masih tertambat di dermaga KKOP Kuala Pembuang. Menurut Abdullah, karena
tingginya gelombang laut, maka saat ini kapal perintis KM Bukit Patung dari
Kuala Pembuang juga ditunda sementara pelayarannya menuju Pulau Karimun Jawa,
Jawa Tengah.
"Perairan di muara Sungai Seruyan bergelombang agak
tinggi, mulai dari 1,3 hingga 3 meter,
dengan kondisi angin yang berhembus dari arah Timur. Yang membuat itu terjadi,
sebagai akibat dari muara Sungai Seruyan langsung berhadapan dengan Laut
Jawa," kata Abdullah kepada MK, kemarin.
Sesuai dengan SOP pelayaran, lanjnya, pihak KSOP Kuala Pembuang tidak berani mengeluarkan
izin kepada para nakhoda kapal untuk melakukan pelayaran, dengan tinggi
gelombang yang mencapai 1,5 hingga 3 meter dengan kecepatan angin antara 5
sampai 10 knot. Karena sejumlah kapal yang berlayar selama ini masih kecil.
"Demi keselamatan awak kapal, maka pelarayan kita
tunda dulu. Kondisi gelombang itu, jelas membahayakan bagi aktivitas pelayaran.
Apalagi bagi kapal-kapal rakyat dengan rata-rata di bawah 100 GT yang selama
ini melakukan pelayaran dari dan ke Kuala Pembuang," ungkapnya.
"Gelombang besar di Laut Jawa ini memang biasa
terjadi pada musim timur dan tenggara seperti sekarang ini. Sehingga
menyebabkan aktivitas pelayaran untuk kapal-kapal rakyat terganggu. Kami tidak
bisa memastikan kapan larangan berlayar ini akan dicabut," tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar